Jumat, 09 November 2012

Berawal dari es krim coklat *cerpen*




Gaby adalah seorang perempuan yang childish dan telmi(telat mikir). Sekarang ia kelas 3 SMP. Di suatu hari minggu, Gaby beserta sahabat baiknya, Via, mengunjungi taman yang berada di dekat rumah Gaby. Sesampainya di sana, Gaby langsung membeli es krim coklat kesukaannya, sedangkan Via melihat-lihat stand yang ada di situ, karena setiap hari minggu ada bazaar. Saat hendak menghampiri Via, tiba-tiba Gaby di tabrak seseorang. Mengakibatkan es krim yang di bawa Gaby jatuh. “Heh! Gantiin nih es krim aku!!” seru Gaby. “Dih? Kok jadi elo yang marah sih?! Liat nih baju gue! Kotor!” balas cowok yang menabrak Gaby tadi. Air mata Gaby mulai menggenang. Cowok tadi pun langsung panik. “Eh? Loe kenapa? Kok nangis?!” tanya cowok itu panik. “Gak bisa makan es krim…” jawab Gaby. “Ja…. jangan nangis! Gue ganti deh es krim loe!” ucap cowok tersebut. “Tapi 3 ya!” seru Gaby. “Apa?! 3?!” “Gue nangis nih!” “Jangan, jangan!! Oke gue beliin, tapi jangan nangis!” seru cowok tersebut. “Asyik!!” kata Gaby senang.
*****
“Via! Aku dapet 3 es krim dooongg!” seru Gaby senang sambil menghampiri Via yang sedang melihat-lihat baju. Via langsung menoleh ke arah Gaby. “Astaga, Gaby! Nanti sakit! Jangan banyak-banyak dong!” seru Via sambil mengambil 2 es krim punya Gaby. “Tapi….” “Gak ada tapi-tapi-an! Satu kan udah cukup!” marah Via. Gaby hanya cemberut melihat Via membuang es krimnya. “Via jahat!” seru Gaby sambil tetap cemberut. “Kamu mau ketemu dokter? Nanti di suntik lho!” ancam Via. Mendengar kata suntik, Gaby langsung ketakutan, “Enggak mau…” “Makanya makan 1 aja!” ucap Via. Gaby pun hanya pasrah.
*****
Keesokannya, kelas Gaby mempunyai anak baru, ternyata anak baru itu bernama Eric, cowok yang menabrak Gaby kemarin.
*****
Setelah istirahat, Murid-murid langsung kembali ke kelasnya. Saat Gaby membuka tasnya… “AAAHHHHH!!!!!!!!!” Gaby langsung loncat dari bangkunya karena ketakutan. Ternyata di dalam tasnya ada ulat. Mendengar teriakan Gaby, Via langsung buru-buru menghampiri Gaby karena Gaby dan Via tidak sebangku. “Kenapa, Gab?” tanya Via. Gaby hanya menunjuk ke arah tasnya. Tiba-tiba terdengar suara tawa Eric. “Napa loe tawa?!” tanya Via sambil memelototi Eric. “Masa sama ulat aja takut! Hahahaha!” jawab Eric sambil tertawa. Tiba-tiba Gaby keluar dari kelas. Via langsung menghampiri Eric dengan marah. “Kurang ajar ya loe! Gaby itu phobia sama ulat tau! Sekali dia liat ulat, dia gak mau makan 3 hari!” Via langsung menyusul Gaby. Mendengar perkataan Via tadi, Eric langsung berhenti tertawa. Murid seisi kelas memandangi Eric. “Napa loe semua liat gue? Gue ganteng ya?” tanya Eric. “Semua murid juga tau kalo Gaby phobia ulat.” ucap salah satu murid. Semua murid kecuali Eric pun kembali mengerjakan tugas mereka. Kok tiba-tiba gue merasa bersalah gitu ya? batin Eric.
*****
Sepulang sekolah, Via menghampiri Gaby yang sedang ada di pintu gerbang. “Gaby, lu gak papah?” tanya Via. “Gak tau.” jawab Gaby sambil terus manyun. “Jangan gitu dong. Gue jadi khawatir nih.” ucap Via. “Lagian! Si Eric jelek itu iseng banget!” balas Gaby. “Maafin ajalah dia. Dia kan anak baru.” kata Via. “Lagipula dia udah gue marahin kok!” lanjut Via. Gaby masih cemberut. Lalu datanglah Kak Ricko, kakaknya Gaby dengan motor balapnya. “Gaby, ayo pulang!” seru Kak Ricko setelah membuka helm-nya. “Hari ini Kak Ricko ganteng banget…” tak sengaja Via mengucapkan kata-kata itu. “Kamu suka?” tanya Gaby. “Apa?! Tadi gue bilang apa?!” tanya balik Via. “Kak Ricko ganteng.” jawab Via. “Aduh…. Jangan bilang-bilang yaa…” kata Via panik. “Mangnya salah ya?” tanya Gaby. “Enggak sih…. Tapi jangan bilang-bilang ya…” Gaby hanya mengangkat pundaknya lalu menuju Kak Ricko. Setelah Gaby pergi beberapa saat… “Pulang ahh..” “Via, tunggu!” seru seseorang. Via pun membalikkan badannya. Ternyata itu adalah Eric. “Kenapa? Mau tanya kelemahan Gaby?” tanya Via jutek. “Jutek amat sih! Gue malah pengen nanya kesukaan-nya Gaby!” jawab Eric. “Apa?!” tanya Via kaget. “Gak usah kaget gitu kali!” seru Eric. “Loe suka ya???” pancing Via. “Suka??!!!” Eric termenung sejenak. “Ya elah jujur aja kali! Toh, si Gaby gak ngerti apa-apa tentang cinta.” ucap Via enteng. “Maksud loe?” tanya Eric. “Gaby itu childish. Paling yang dia tau cuman boneka, kartun, permen, sama barang kesukaan dia, es krim coklat!” jawab Via. Eric tersenyum puas, “Thanks ya.” Eric pun meninggalkan Via. “Sama-sama. Lho? Thanks untuk apa? Tadi gue ngomong apa ya?”
*****
Keesokannya, tepatnya saat istirahat. Eric pun menghampiri Gaby yang tengah memakan bekalnya. “Gaby, gue minta maaf ye soal kemaren.” ucap Eric. “Gak!” seru Gaby sambil cemberut. “Ini sebagai kado permintaan maaf gue.” Eric pun menyodorkan sebuah bungkusan dan Gaby membukanya. “Ih! Swipper jahat! Dia kan suka curi barang Dora!” seru Gaby sambil menjauhkan hadiah dari Eric. “Jadi elo gak mau nerima?” tanya Eric. “Enggak ah! Nanti dia curi Pinky lagi!” jawab Gaby. “Pinky? Siapa tuh?” tanya Eric. “Boneka aku.” jawab Gaby polos. Eric pun mengacak-acak rambut Gaby dengan gemas. “Apaan sih?!” tanya Gaby berontak. “Ini tuh boneka, Gaby! Di pukul-pukul pun pasti gak bakal gerak!” jawab Eric. Gaby pun memukul-mukul boneka yang ada di hadapannya. “Eh iya! Gak gerak!” seru Gaby. “Sekaraang loe mau kan terima kado gue?” tanya Eric. Gaby hanya mengangguk sambil memeluk boneka dari Eric. Kenapa ya tiap ngeliat dia gue ngerasa seneng gitu. batin Eric. “Eh, Gaby, boneka dari siapa tuh?” tanya Via tiba-tiba. “Gue…. Pergi dulu ya.” Eric langsung buru-buru meninggalkan Gaby dan Via. “Dari Eric ya?” tanya Via lagi. “Iya.” jawab Gaby. “Jangan-jangan bener lagi!” seru Via. “Benar apanya?”
*****
Pada hari sabtu. “Gaby! Ada yang sms kakak. Katanya jam 2 siang nanti Eric jemput kamu.” Ucap Kak Ricko sambil menghampiri Gaby yang sedang makan coklat. Gaby memang tidak punya hape, karena dia gak ngerti cara pakainya  =,=. “Ngapain?” tanya Gaby. “Kamu gak tau?! Kakak kira kamu pacarnya Eric.” jawab Kak Ricko. “Pacar?!” tanya Gaby kaget. “Mang kenapa? Dia ganteng kok. Kakak pernah liat dia di rumah temen kakak. Dia adik temen kakak.” kata Kak Ricko. “Masalahnya aku gak tau arti kata ‘pacar’”.
*****
Ting tong. “Aku yang buka pintunya.” ucap Gaby sambil berlari ke arah pintu. Saat pintu di buka, terlihat Eric sedang membelakangi Gaby. “Kamu Eric ya?” tanya Gaby. Eric langsung membalikkan badannya. “Lho? Ngapain kamu di sini?!” tanya Gaby. “SMS nya gak nyampe?” tanya balik Eric. “SMS itu apa?” tanya lagi Gaby. Eric hanya menghembuskan nafasnya. “Itu gak penting. Sekarang elo ganti baju dulu.” ucap Eric. “Ngapain sih?” tanya Gaby. “Gue denger ada sirkus di daerah ini. Jadi….” “Sirkus?! Tunggu bentar ya!” suruh Gaby senang sambil melesat ke arah kamarnya.
*****
Gaby hanya bertepuk tangan melihat aksi para monyet sirkus. “Jadi kamu suka sirkus ya?” tanya Eric. “Iya. Soalnya waktu kecil aku suka ke sirkus bareng orang tua ku. Sejak orang tuaku sibuk, jadi jarang ke sirkus.” jawab Gaby tetap serius menonton pertunjukkan. Lagi-lagi para penonton bertepuk tangan melihat aksi para monyet sirkus. Eric hanya tersenyum kepada Gaby. Dasar childish.
*****
Keesokannya, Gaby menghampiri Via yang sedang duduk di bangku taman sekolah. “Via, hari sabtu kemarin aku sama Eric ke sirkus lho!” seru Gaby sambil duduk di sebelah. Via langsung duduk tegak. “Trus? Gimana?” tanya Via. “Ternyata Eric gak senyebelin yang aku kira. Dia orangnya baikkkk banget! Aku sampai di beliin es krim coklat sama boneka!”  jawab Gaby. “Tapi anehnya kok jantung aku deg-degan ya kalau dekat dia.” ucap Gaby. “Akhirnya Gaby jatuh cinta.” kata Via. “Maksudnya cinta anaknya uya kuya jatuh?” tanya Gaby. Via hanya menepuk jidatnya. “Bukan begitu.” jawab Via. “Pokoknya Cinta itu muncul kalau di dekat orang yang kita suka.” lanjut Via. “Jadi kalau aku deket Eric Cinta Kuya dateng?” tanya Gaby. “Engg…. Kita bicarain yang lain aja ya?”
*****
Beberapa bulan kemudian, Eric dan Gaby menjadi teman akrab. Di suatu sore, Via di sms Kak Ricko. Isinya=
‘Vi, kakak mau ngucapin terima kasih sama kamu. Si Gaby sering banget cerita tentang kamu. Sebelum ketemu kamu, dia gak punya teman karena sifat dia yang terlalu Childish dan telmi. Sebenarnya kakak udah suka kamu 2 tahun yang lalu, tapi kakak pendam rasa suka kakak karena kakak kira kamu cuman manfaatin Gaby, ternyata enggak. Jadi intinya kamu mau gak jadi pacar kakak?’
Setelah membaca kalimat terakhir sms tersebut, pipi Via merasa panas. Dengan cepat Via membalas, ‘Mau banget… Heheh’.
*****
Ting tong. “Nah! Eric dah dateng!!” seru Gaby sambil menuju ke arah pintu. “Eric, kita jadi kan ke puncak?” tanya Gaby tidak sabaran. “Iya, tapi kita tunggu dulu si Via.” jawab Eric. “Kak Ricko jadi ikut?” tanya Gaby. “Jadi kok.” ucap Kak Ricko tiba-tiba. Bersamaan dengan itu Via datang. “Gue telat ya?” tanya Via. “Nah, Via dah dateng. Ayo berangkat!!” seru Gaby semangat.
*****
Beberapa jam kemudian, mereka sampai di Villa punya kakeknya Via. “Gue mau jalan-jalan sama pacar gue dulu ya.” ucap Kak Ricko, membuat pipi Via memerah. “Kapan elu berdua jadian?” tanya Eric. “Ada deh.” ucap Kak Ricko. “Gue kasih waktu buat lu berdua.” Kak Ricko langsung menarik tangan Via. “Ayo.” Eric merasa gugup. Walaupun dia sering menembak cewek, namun entah kenapa baru kali ini ia gugup. Eric pun menghampiri Gaby yang sedang memandangi pemandangan gunung. “Pemandangannya bagus ya?” tanya Eric basa-basi. Gaby hanya mengangguk. “Loe….. Loe… Loe mau gak jajadi pacar gue?” tanya Eric gagap. Ya, baru kali ini Eric tergagap saat menembak cewek. Gaby hanya menggeleng. “Jadi gue di tolak?” tanya Eric kecewa. “Bukan begitu.” ucap Gaby. “Aku masih gak ngerti kata ‘pacar’.”   !$%*&3$*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar