Minggu, 21 Oktober 2012

Bu, siapa aku? *cerpen*

  Hai, namaku Qintan. Aku di kenal di kelas sebagai cewek yang pendiam. Yah, asal kalian tau, aku mempunyai sedikit teman, mungkin hampir tidak ada. Siapa juga yang mau berteman denganku? Aku adalah anak tukang sapu, sedangkan aku sekolah di sekolah orang kaya alias swasta. Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku bisa sekolah di situ. Aku dapat beasiswa dan akhirnya aku sekolah di situ. Kalau bukan karena ibuku, aku tidak akan mau sekolah di sini. Lebih baik aku sekolah di sekolah lamaku yang sarana nya buruk daripada sekolah di sini. Di sini aku selalu di caci maki. Ku rasa itu cukup untuk perkenalan awal. 

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Qintan!" panggil Rissa, cewek yang paling terkenal di sekolah ku, yang hobbi banget ngisengin aku plus nge- bully aku. Aku langsung mempercepat langkahku menuju kelas, namun tangan Rissa sudah menjabak rambutku. "Lepasin dong.." mohon aku sambil meringis. "Mana PR gue yang kemarin?!" tanya Rissa. "Mana bisa ku ambil sedangkan rambutku di jambak terus?!" balasku. "Awas ya kalau kabur!" Rissa pun perlahan melepaskan genggamannya. Aku langsung membuka tasku dan mencari buku tulis Rissa. DEG! Gak mungkin! Aku pun mengobok tasku lebih kasar. "Lama banget sih!! Mana PR gue?!" tagih Rissa. "K.....Ka... Kayaknya.... Ke....ke.....ke....ke....ketinggallan." jawabku gugup. Rissa langsung mendorongku keras hingga aku jatuh ke lantai. "Loe ambil PR gue, terus kasih ke gue. Cari gue di kelas!" suruh Rissa lalu melangkah seenaknya meninggalkanku. Aku hanya menuju gerbang sambil menangis. Setiap hari pasti begini. Di jambak, di dorong, jadi bahan tertawaan, seolah aku adalah boneka yang tidak berguna.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saat pulang sekolah, tepatnya aku sedang jadi pembantunya Rissa. Membawakan tas beratnya. Selain itu, aku juga membawa tumpukan buku punyanya. Tiba-tiba aku di tabrak seseorang, membuat barang-barang yang tadi ku bawa jatuh berhamburan. "OMG, Nuraima Qintan, masa bawa buku aja gak becus sih?! You're stupid!" omel Rissa yang tadi membelakangiku,langsung berbalik menghadapku. Namun ia langsung terdiam saat melihat seorang cowok yang sedang membantuku merapikan buku Rissa. "Maaf ya." ucap cowok yang tadi menabrakku sambil memberikan separuh buku-buku Rissa. Aku hanya mengangguk dan menerima buku-buku Rissa lalu bangkit. "Eh, my lovely Nicko, kamu gak latihan basket?" tanya Rissa dengan centilnya. "Apa-apaan nih?! Ini semua barang loe?!" tanya cowok yang tadi menabrakku yang bernama Nicko. Tiba-tiba lewat Bu Dara, kepala sekolahku. "Qintan, ini barang-barang siapa?" tanya Bu Dara. "I....Ini...." sekilas ku lirik Rissa. Ia memelototiku seperti memberi isyarat untuk memberitahukan kepada Bu Dara bahwa barang yang ku bawa adalah barangku. "Ini barang saya bu." ucapku dusta. "Bohong! Ini barangnya Rissa!" sela Nicko. "A....Apa? Aduh, my lovely Nicko, ini tuh punya dia!" seru Rissa sambil menunjukku. Bu Dara langsung mengambil salah satu buku yang ku bawa. Sepertinya Bu Dara melihat nama yang ada di buku itu. Memang di sekolahku, setiap buku harus di beri nama. "Rissa Francisco, ini namanya Qintan?" tanya Bu Dara sambil menaruh kembali buku yang tadi Bu Dara ambil. Rissa terlihat gugup. "Tolong kamu bawa buku-buku kamu." ucap Bu Dara. Rissa pun mengambil buku-bukunya dan tasnya, lalu ia pergi cepat-cepat. Mungkin diaa takut sama Bu Dara. "Saya permisi dulu ya bu." pamit Nicko sambil meninggalkanku dan Bu Dara. "Maaf ya, Bu, tadi saya bohong." ucapku sambil tertunduk. Bu Dara hanya tersenyum kepadaku. "Ibu antar kamu pulang ya?" tanya Bu Dara. Apa katanya tadi? Tak ku sangka Bu Dara sebaik itu. Aku hanya menggeleng. "Ayo dong sayang, ibu maksa. Ayo kamu masuk ke mobil ibu. Dimana rumah kamu?"

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku mengintip Ibuku di ruang tamu yang tengah berbicara serius dengan Bu Dara melalui kamarku. Apa yang di bicarakan mereka? Mengapa mereka terlihat serius sekali? "Qintan!!!" panggil Ibu tiba-tiba membuatku kaget. Aku langsung menuju ruang tamu. "Sini duduk, nak." ajak Ibu. Aku pun duduk di sebelah Ibu. "Qintan, kamu ingat lagu ini?" Bu Dara menyanyikan sebuah lagu. Tunggu dulu! Lagu itu tidak asing di telingaku! Aku mengenalnya! Ya, aku mengenalnya! Itu lagu yang sering ku nyanyikan bersama Ibuku saat aku balita, judulnya 'Jangan Takut'. Spontan aku mengikuti nyanyian Bu Dara. Di tengah nyanyian, mata Bu Dara berkaca-kaca. Aku dan Bu Dara pun berhenti bernyanyi. "Kamu Nina kecilku. Kamu adalah anakku yang hilang selama 11 tahun. Ternyata sekarang kamu udah berusia 15 tahun." ucap Bu Dara. Aku menatap ibuku bingung. "Aku bukan ibu aslimu. Ibu menemukan kamu di hutan sendirian saat kamu umur 4 tahun." balas Ibu. "Sekarang kamu mau pulang sama bunda?" tanya Bu Dara. Tak sadar aku mengangguk. Ibu langsung menuju ke kamarku.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Ini barang-barang kamu. Hati-hati di sana ya." pesan Ibu saat di depan gubukku dulu sambil memberikan tasku kepadaku. Kini aku akan tinggal bersama Bu Dara, Ibu kandungku. Mata Ibu berkaca-kaca. Lalu Bu Dara menuntunku menuju mobilnya. Walaupun Ibu bukan Ibu kandungku, ntah mengapa berat rasanya untuk meninggalkannya. "Bunda." panggilku. "Iya, sayang?" jawab Bu Dara. "Ibu Rina boleh tinggal sama kita?" tanyaku. Bu Dara terdiam. Mungkin dia agak keberatan. "Dia bisa jadi pembantu kita kan? Lagipula dia sudah berjasa merawatku 11 tahun." lanjutku. Setelah mendengar hal itu, hati Bu Dara melunak, "Ya sudah. Kamu ajak Bu Rina sana." aku langsung menghampiri Ibu dengan senang. "Ayo bu, tinggal sama Qintan." ajakku. "Tapi...." "Gak papah kok, Bu. Mari." ucap Bu Dara menghampiri Ibu. Ibu hanya mengangguk lalu bersama-sama menuju mobil Bu Dara. Tak kusangka akhirnya hidupku berubah. Jika Rissa tau ini, pasti dia tidak akan berani menindasku lagi! Terima kasih Tuhan, kau telah memberikkan kebahagiaan kepadaku.


Tamat

Karya: Jenny N.S

Maaf kalau cerita gak jelas, jelek, terlalu singkat, dan lain-lain ^^"